Ikhlas dan Menghadirkan Niat Dalam Semua Perkataan Dan Perbuatan Baik Yang Terang-Terangan Maupun Yang Sembunyi-Sembunyi
(Hadist Riyadus Shalihin)
Pada April 2012
- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.
- Katakanlah: “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui”(Ali Imron 29)
- Daging-daging kurban dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan darimu yang dapat mencapainya(AlHajj 37).
- Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus( Albayinah 5)
Taubat (Hadist Riyadus Shalihin)
Pada April 2012
- Allah Ta'ala berfirman: "Dan bertaubatlah engkau semua kepada Allah, hai sekalian orang Mu'min, supaya engkau semua memperoleh kebahagiaan." (an-Nur: 31)
- Allah Ta'ala berfirman lagi: "Mohon ampunlah kepada Tuhanmu semua dan bertaubatlah kepadaNya." (Hud: 3)
- Dan lagi firmanNya: "Hai sekalian orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang nashuha -yakni yang sebenar-benarnya." (at-Tahrim: 8)
- Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Demi Allah, sesungguhnya saya itu memohonkan pengampunan kepada Allah serta bertaubat kepadaNya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali." (Riwayat Bukhari)
- Dari Aghar bin Yasar al-Muzani r.a. katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai sekalian manusia, bertaubatlah kepada Allah dan mohonlah pengampunan daripadaNya, karena sesungguhnya saya ini bertaubat dalam sehari seratus kali." (Riwayat Muslim)
- Dari Abu Hamzah yaitu Anas bin Malik al-Anshari r.a., pelayan Rasulullah s.a.w., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah itu lebih gembira dengan taubat hambaNya daripada gembiranya seorang dari engkau semua yang jatuh di atas untanya dan oleh Allah ia disesatkan di suatu tanah yang luas." (Muttafaq 'alaih)
- Dari Abu Musa Abdullah bin Qais al-Asy'ari r.a., dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya Allah Ta'ala itu membeberkan tanganNya -yakni kerahmatanNya- di waktu malam untuk menerima taubatnya orang yang berbuat kesalahan di waktu siang dan juga membeberkan tanganNya di waktu siang untuk menerima taubatnya orang yang berbuat kesalahan di waktu malam. Demikian ini terus menerus sampai terbitnya matahari dari arah barat -yakni di saat hampir tibanya hari kiamat, karena setelah ini terjadi, tidak diterima lagi taubatnya seorang." (Riwayat Muslim)
- Dari Abu Hurairah r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari arah barat, maka Allah menerima taubatnya orang itu." (Riwayat Muslim)
- Dari Abu Abdur Rahman yaitu Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla itu menerima taubatnya seorang hamba selama ruhnya belum sampai di kerongkongannya -yakni ketika akan meninggal dunia." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.
- Dari Ibnu Abbas dan Anas bin Malik radhiallahu 'anhum bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Andaikata seorang anak Adam -yakni manusia- itu memiliki selembah emas, ia tentu menginginkan memiliki dua lembah -emas lagi- dan sama sekali tidak akan memenuhi mulutnya kecuali tanah -yaitu setelah mati- dan Allah menerima taubat kepada orang yang bertaubat." (Muttafaq 'alaih)
- Dan dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Subhanahu wa Ta'ala tertawa -merasa senang- kepada dua orang yang seorang membunuh pada lainnya, kemudian keduanya dapat memasuki syurga. Yang seorang itu berperang fisabilillah kemudian ia dibunuh, selanjutnya Allah menerima taubat atas orang yang membunuhnya tadi, kemudian ia masuk Islam dan selanjutnya dibunuh pula sebagai seorang syahid." (Muttafaq 'alaih)
Sabar (Hadist Riyadus Shalihin)
Pada April 2012
- Allah Ta'ala berfirman: "Hai sekalian orang yang beriman, bersabarlah dan cukupkanlah kesabaran itu." (ali-Imran: 200)
- Allah Ta'ala berfirman pula: "Sesungguhnya Kami akan memberikan cobaan sedikit kepadamu semua seperti ketakutan, ketaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, kemudian sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (al-Baqarah: 155)
- Lagi Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya -karena amat banyaknya." (az-Zumar: 10)
- Juga Allah Ta'ala berfirman: "Orang yang bersabar dan suka memaafkan, sesungguhnya hal yang demikian itu sesungguhnya termasuk pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang teguh." (as-Syura: 43)
- Allah Ta'ala berfirman pula: "Mintalah pertolongan dengan sabar dan mengerjakan shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (al-Baqarah: 153)
- Lagi Allah Ta'ala berfirman: "Dan sesungguhnya Kami hendak menguji kepadamu semua, sehingga Kami dapat mengetahui siapa diantara engkau semua itu yang benar-benar berjihad dan siapa pula orang-orang yang bersabar." (Muhammad: 31)
- Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: "Tidak ada balasan bagi seorang hambaKu yang mu'min di sisiKu, di waktu Aku mengambil -mematikan- kekasihnya dari ahli dunia, kemudian ia mengharapkan keridhaan Allah, melainkan orang itu akan mendapatkan syurga." (Riwayat Bukhari)
- Dari Anas r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla berfirman: "Jikalau Aku memberi cobaan kepada hambaKu dengan melenyapkan kedua matanya -yakni menjadi buta, kemudian ia bersabar, maka untuknya akan Kuberi ganti syurga karena kehilangan keduanya yakni kedua matanya itu." (Riwayat Bukhari)
- Dari Abu Abdur Rahman, yaitu Abdullah bin Mas'ud r.a. katanya: "Seakan-akan saya melihat kepada Rasulullah s.a.w. sedang menceritakan tentang seorang Nabi dari sekian banyak Nabi-nabi shalawatullah wa salamuhu 'alaihim. Beliau dipukuli oleh kaumnya, sehingga menyebabkan keluar darahnya dan Nabi tersebut mengusap darah dari wajahnya sambil mengucapkan: "Ya Allah ampunilah kaumku itu, sebab mereka itu memang tidak mengerti." (Muttafaq 'alaih)
- Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa oleh Allah dikehendaki akan memperoleh kebaikan, maka Allah akan memberikan musibah padanya, baik yang mengenai tubuhnya, hartanya ataupun apa-apa yang menjadi kekasihnya." (Riwayat Bukhari)
- Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Janganlah seorang dari engkau semua itu mengharap-harapkan tibanya kematian dengan sebab adanya sesuatu bahaya yang mengenainya. Tetapi jikalau ia terpaksa harus berbuat demikian maka hendaklah mengatakan: "Ya Allah, tetapkanlah aku hidup selama kehidupanku itu masih merupakan kebaikan untukku dan matikanlah aku apabila kematian itu merupakan kebaikan untukku." (Muttafaq 'alaih)
- Dari Abu Hurariah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bukanlah orang yang keras -kuat- itu dengan banyaknya berkelahi -bergulat-, sesungguhnya orang-orang yang keras -kuat- ialah orang yang dapat menguasai dirinya di waktu sedang marah-marah." (Muttafaq 'alaih)
- Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ada seorang lelaki berkata kepada Nabi s.a.w.: "Berilah wasiat padaku." Beliau s.a.w. bersabda: "Jangan marah." Orang itu mendatanginya berkali-kali tetapi beliau s.a.w. tetap bersabda: "janganlah marah." (Riwayat Bukhari)
Kebenaran (Hadist Riyadus Shalihin)
Pada April 2012
- Allah Ta'ala berfirman: "Hai sekalian orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah engkau semua bersama-sama dengan orang-orang yang benar." (at-Taubah: 119)
- Allah Ta'ala berfirman pula: "Dan orang-orang yang benar, lelaki ataupun perempuan." (al-Ahzab: 35)
- Juga Allah Ta'ala berfirman: "Dan andaikata mereka itu bersikap benar terhadap Allah, pastilah hal itu amat baik untuk mereka sendiri." (Muhammad: 21)
- Dari Ibnu Mas'ud r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya kebenaran -baik yang berupa ucapan atau perbuatan- itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke syurga dan sesungguhnya seorang itu niscaya melakukan kebenaran sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang ahli melakukan kebenaran. Dan sesungguhnya berdusta itu menunjukkan kepada kecurangan dan sesungguhnya kecurangan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seorang itu niscaya berdusta sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang ahli berdusta." (Muttafaq 'alaih).
- Sabda Nabi s.a.w. Yuriibuka, boleh dengan difathahkan ya' nya (dan boleh pula didhamahnya, artinya: "Tinggalkanlah olehmu apa saja yang engkau ragukan perihal boleh atau halalnya sesuatu dan beralihlah kepada yang tidak ada keragu-raguan perihal itu dalam hatimu."
- Dari Abu Muhammad, yaitu Alhasan bin Ali bin Abu Thalib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya menghafal sabda dari Rasulullah s.a.w. yaitu: "Tinggalkan apa-apa yang menyangsikan hatimu -yakni jangan terus dilakukan- dan berpindahlah kepada apa-apa yang tidak menyangsikan hatimu [7] -yakni yang hatimu tenang jikalau melakukannya. Maka sesungguhnya bersikap benar itu adalah ketenangan dan berdusta itu menyebabkan timbulnya kesangsian." Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits shahih.
- Dari Abu Sufyan bin Shakhr bin Harb r.a. dalam Hadisnya yang panjang dalam menguraikan cerita Raja Hercules. Hercules berkata: "Maka apakah yang diperintah olehnya?" Yang dimaksud ialah oleh Nabi s.a.w. Abu Sufyan berkata: "Saya lalu menjawab: "Ia berkata: "Sembahlah akan Allah yang Maha Esa, jangan menyekutukan sesuatu denganNya dan tinggalkanlah apa-apa yang dikatakan oleh nenek-moyangmu semua." Ia juga menyuruh supaya kita semua melakukan shalat, bersikap benar, menahan diri dari keharaman serta mempererat kekeluargaan." (Muttafaq 'alaih)
- Dari Abu Tsabit, dalam suatu riwayat lain disebutkan Abu Said dan dalam riwayat lain pula disebutkan Abulwalid, yaitu Sahl bin Hanif r.a., dan dia pernah menyaksikan peperangan Badar, bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang memohonkan kepada Allah Ta'ala supaya dimatikan syahid dan permohonannya itu dengan secara yang sebenar-benarnya, maka Allah akan menyampaikan orang itu ke tingkat orang-orang yang mati syahid, sekalipun ia mati di atas tempat tidurnya." (Riwayat Muslim)
- Dari Abu Khalid yaitu Hakim bin Hizam r.a., ia masuk Islam di zaman pembebasan Makkah, sedang ayahnya adalah termasuk golongan pembesar-pembesar Quraisy, baik di masa Jahiliyah ataupun di masa Islam, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dua orang yang berjual-beli itu dengan kebebasan -yakni boleh mengurungkan jual-belinya atau jadi meneruskannya- selama keduanya itu belum berpisah. Apabila keduanya itu bersikap benar dan menerangkan -cacat-cacatnya, maka diberi berkahlah jual-beli keduanya, tetapi jikalau keduanya itu menyembunyikan -cacat-cacatnya- dan sama-sama berdusta, maka dileburlah keberkahan jual-beli keduanya itu." (Muttafaq 'alaih)
Taqwa (Hadist Riyadus Shalihin)
Pada April 2012
- Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."(ali-lmran: 102)
- Allah Ta'ala berfirman juga:" Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.." (at-Taghabun: 16)
- Lagi Allah Ta'ala berfirman: " Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar." (al-Ahzab: 70)
- Allah Ta'ala berfirman lagi: "Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan membuat untuknya jalan keluar - dari segala macam kesulitan - dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka." (at-Thalaq: 2-3)
- Allah Ta'ala berfirman juga: " Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar" (al-Anfal: 29)
- Dari Abu Hurairah ra., ia berkata: Ada beberapa orang bertanya kepada Rasulullah: "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling mulia?" Rasulullah SHALALLAHU 'ALAHI WASALLAM menjawab : "Orang yang paling bertakwa." Para sahabat berkata: "Bukan itu yang kami tanyakan." Rasulullah SHALALLAHU 'ALAHI WASALLAM bersabda : "Kalau begitu, Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim." Para sahabat berkata: "Bukan hal itu yang kami tanyakan." Rasulullah SHALALLAHU 'ALAHI WASALLAM balik bertanya : "Apakah yang kalian tanyakan itu berkenaan dengan keturunan Arab yang baik? Kalau demikian, maka orang yang mulia adalah orang Arab yang paling baik budi pekertinya di zaman Jahiliyah dan baik pula budi pekertinya ketika Islam dan mereka memahami agama Islam." (HR. Bukhari dan Muslim)
Yakin dan Tawakkal (Hadist Riyadus Shalihin)
Pada April 2012
- Allah Ta'ala berfirman:
وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الأحْزَابَ قَالُوا هَذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَمَا زَادَهُمْ إِلا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا" Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan." (al-Ahzab: 22)
- Allah Ta'ala berfirman juga:
"Para manusia berkata kepada orang-orang yang beriman itu: "Sesungguhnya orang-orang telah berkumpul untuk melawan engkau semua, oleh karena itu takutlah kepada mereka." Tetapi hal itu makin menambah keimanan mereka. Mereka menjawab: Allah cukup menjadi pelindung kita dan sebaik-baiknya yang dijadikan tempat bertawakkal.Kemudian mereka kembali dengan mendapatkan kenikmatan dan keutamaan dari Allah, mereka tidak terkena sesuatu halangan pun dan mereka mengikuti keridhaan Allah dan Allah itu memiliki keutamaan yang agung." (ali-lmran: 173-174)
- Allah Ta'ala berfirman lagi: "Dan bertawakkallah kepada Tuhan yang Maha Hidup yang tidak akan mati." (al-Furqan: 58)
- Lagi Allah Ta'ala berfirman: "Dan kepada Allah, hendaklah orang-orang yang beriman itu bertawakkal," (Ibrahim: 11)
- Allah Ta'ala berfirman juga: "Jikalau engkau telah bulat tekad - untuk melaksanakan sesuatu - maka bertawakkallah kepada Allah." (ali-lmran: 159)
- Juga Allah Ta'ala berfirman: "Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah, maka Dia pasti mencukupi untuknya." (at-Thalaq: 3)
- Lagi firmannya Allah Ta'ala: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka [merasa takut], dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal." (al-Anfal: 2)
- FirmanNya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka [merasa takut], dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal." (al-Anfal: 2)
Jeleknya Ahli Ahwa' dan Ahli Bid'ah
(Hadist Riyadus Shalihin)
Pada April 2012
- Dari Abi Hurairah radliyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
“Akan ada di akhir zaman nanti para dajjal dan pendusta, mereka mendatangimu dengan hadits-hadits yang belum pernah didengar oleh kamu dan bapak-bapak kamu maka hati-hatilah kamu dari mereka, mereka jangan sampai menyesatkan kamu dan menimbulkan fitnah terhadapmu.” (HR. Muslim dalam Muqaddimah 7) - Dari Khalid bin Sa’d ia berkata bahwa menjelang wafatnya Hudzaifah bin
Al Yaman datang kepadanya Abu Mas’ud Al Anshary –radliyallahu anhuma–
lalu berkata :
“Hai Abu Abdillah, berpesanlah untuk kami.” Hudzaifah berkata : “Bukankah telah datang kepadamu perkara yang yaqin, ketahuilah sesungguhnya kesesatan itu benar-benar kesesatan kalau kamu anggap ma’ruf (baik) apa yang sebelumnya kamu ingkari dan mengingkari apa yang telah kamu ketahui, hati-hatilah kamu dari sikap berbeda-beda (berpecah-belah, pent.) dalam agama Allah karena sesungguhnya agama Allah ini hanya satu.” (Al Hujjah fi Bayanil Mahajjah 1/33 dan Al Lalikai 1/90 nomor 120) - Dari Abi Qilabah dari Zaid bin Umairah ia berkata, Mu’adz bin Jabbal berkata :
“Hai manusia, sesungguhnya akan terjadi fitnah yang pada waktu itu harta benda berlimpah, Al Quran terbuka (tersebar) hingga mudah dibaca oleh seorang Mukmin, munafiq, pria dan wanita, anak-anak kecil maupun orang dewasa sampai-sampai seseorang berkata :
‘Kita telah membaca Al Quran tapi tidak ada yang mau mengikuti, tidakkah sebaiknya kita bacakan terang-terangan kepada mereka?’
Maka mereka membacanya terang-terangan dan tetap tidak ada satupun yang mengikutinya maka ia berkata :
‘Saya telah membacanya terang-terangan tidak ada juga yang mengikutiku.’
Lalu ia membangun tempat shalat di rumahnya lalu mengucapkan perkataan bid’ah yang bukan dari Kitab Allah bahkan tidak juga dari Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam maka hati-hatilah kamu dari bid’ahnya karena sesungguhnya bid’ah itu sesat.” (Al Lalikai 1/89 nomor 117, Al Hujjah 1/303, Ibnu Wadldlah 33, dan Abu Daud 4611) - Dari Ashim Al Ahwal ia berkata, Abul Aliyah berkata :
“Pelajarilah Al Islam! Maka jika telah kamu pelajari janganlah kamu membencinya dan tetaplah kamu di atas shirathal mustaqim karena itulah sesungguhnya Al Islam dan jangan kamu menyimpang ke kanan dan ke kiri. Dan berpeganglah dengan Sunnah Nabimu Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan apa yang dipegang oleh kaum Muslimin sebelum mereka membunuh shahabat mereka sendiri (Utsman bin Affan) dan sebelum mereka berbuat apa yang telah mereka perbuat. Maka sesungguhnya kami telah membaca Al Quran sebelum mereka berselisih (saling memerangi) dan sebelum mereka melakukan apa yang telah mereka lakukan selama 15 tahun. Dan berhati-hatilah kamu dari hawa nafsu ini yang senantiasa menimbulkan permusuhan dan kebencian di tengah-tengah manusia.”
Kemudian saya sampaikan hal ini kepada Al Hasan Al Bashry, katanya :
“Ia benar dan telah memberi nasihat.”
Dan saya ceritakan pula kepada Hafshah bintu Sirin, katanya :
“Keluargaku tebusanmu, apakah telah kau sampaikan kepada Muhammad (Ibnu Sirin) cerita ini?”
Saya menjawab tidak (belum). Lalu katanya :
“Jika begitu sampaikanlah kepadanya!” (As Sunnah Ibnu Nashr 13 nomor 26, Al Ibanah 1/299 nomor 136, Al Lalikai 1/56, 127 nomor 17, 214)
“Kemaksiatan yang menimbulkan rasa rendah diri dan harapan (akan rahmat dan belas kasih Allah), lebih baik daripada taat yang membangkitkan rasa mulia diri dan keangkuhan”.
Semoga kita dapat mengamalkan mutiara pesan ini, dan semoga Allah swt selalu meridloi dan memberikan petunjuk-Nya kepada kita. amien.